Penerapan ODOL Di Jembatan Timbang Indonesia
Sejak tanggal 1 Agustus 2018, Kementerian Perhubungan Indonesia telah mulai menerapkan penindakan tegas terhadap berbagai kendaraan angkutan barang yang Over Dimensi Over Load (ODOL), yang artinya kendaraan angkutan barang tersebut memiliki total berat yang melebihi batas kapasitas yang telah ditentukan.
Penindakan tegas terhadap kendaraan yang muatannya melebihi batas kapasitas tersebut telah dipraktekkan di beberapa jembatan timbang yang ada di Indonesia. Penerapan tilang di jembatan timbang yang mulai diberlakukan sejak 1 Agustus 2018 ini baru mengalami uji coba di tiga jembatan timbang.
Ketiga jembatan timbang tersebut yaitu UPPKB Losarang di Indramayu, UPPKB Balonggandu di Karawang, dan UPPKB Widang di Tuban.
Dalam uji coba ini, Ditjen Perhubungan Darat telah melakukan berbagai tindakan seperti pemberian tilang, pemindahan muatan barang, hingga pelarangan operasional angkutan barang yang melanggar ketentuan ODOL.
Penindakan terhadap pelanggaran muatan berlebih (over loading) ini sangat mendesak untuk segera dilakukan karena Indonesia merupakan salah satu negara yang masih belum menyelesaikan masalah ODOL ini.
Khusus praktik penurunan barang muatan, tidak semua kendaraan angkutan barang yang memiliki berat berlebih akan diturunkan muatan dari kendaraan. Penerapan pemindahan muatan baru dilakukan secara bertahap. Dimulai dari penurunan muatan berlebih yang memiliki nilai dimulai dari 100 % ke atas.
Dan pada bulan berikutnya, penurunan muatan barang akan diberlakukan pada kendaraan angkutan barang dengan nilai muatan berlebih sebesar 75 % ke atas. Dan setiap bulan berikutnya, toleransi berat tersebut akan terus menurun. Selama itu, Kemenhub juga akan terus melakukan evaluasi setiap bulan untuk mendapatkan masukan dan perbaikan yang harus dilakukan.
Saat ini, hasil uji coba di 3 jembatan timbang ini telah menghasilkan beberapa hasil. Dari 330 kendaraan yang diperiksa di Jembatan Timbang Balonggandu, delapan di antaranya memiliki muatan berlebih hingga 100 % dari kapasitas seharusnya.
Dan dari 143 kendaraan yang telah diperiksa di Jembatan Timbang Losarang, lima di antaranya memiliki berat muatan berlebih yang mencapai 100 %. Sedangkan di Jembatan Timbang Widang, dari 341 kendaraan yang diperiksa, terdapat empat kendaraan yang memiliki muatan lebih dari 100 %.
Kementerian Perhubungan berencana untuk memperluas penerapan aturan ODOL ini dari tiga jembatan timbang, menjadi 92 jembatan timbang pada akhir tahun 2018. Perluasan penerapan aturan ODOL di jembatan timbang ini akan dilakukan secara bertahap. Dimulai dari dari 11 jembatan timbang, lalu diperluas lagi menjadi 43 jembatan timbang, kemudian mencapai 92 jembatan timbang.
Namun saat ini Kementerian Perhubungan masih memberikan masa toleransi kepada kendaraan pengangkut muatan sembako dan barang penting. Misalnya pada truk bermuatan sembako, truk yang melebihi kapasitas hingga 50 % hanya diberi tilang. Penindakan pemberian tilang juga akan dilakukan terhadap kendaraan angkutan semen, pupuk, maupun baja yang memiliki kelebihan muatan hingga 65%.
Meskipun demikian, apabila kendaraan angkut muatan sembako dan barang penting tersebut memiliki kelebihan muatan hingga 100%, maka sanksi penurunan barang akan tetap dilakukan. Masa toleransi terhadap truk bermuatan sembako ini mencapai jangka waktu selama satu tahun, sedangkan masa toleransi terhadap muatan barang penting hanya berlaku untuk jangka waktu enam bulan.
Jembatan Timbang Gewinn jual jembatan timbang yang berguna untuk mencegah kendaraan angkut muatan anda terkena tindakan tilang atau penurunan muatan karena pelanggaran aturan ODOL.
Informasi lengkap mengenai produk dan penawaran harga timbangan truk Gewinn bisa anda dapatkan dengan menghubungi kami melalui sarana media kontak yang telah kami sediakan di website ini. Jangan lupa untuk mengecek galeri gambar jembatan timbang dan galeri video jembatan timbang kami.
